Rabu, 23 Mei 2018

MENGENAL HEWAN RUMINANSIA DAN NON RUMINANSIA

Apa yang dimaksud dengan hewan ruminansia dan non ruminansia?



Ruminantian terjadi pada hewan pemamah biak. Pengeluaran kembali makanan yang telah tercerna sebagian yang disebut cad, keluar dari rumen yang mengunyahnya untuk kedua kalinya disebut juga cudding (Dorland. 2002).

Hewan Ruminansia adalah hewan pemakan hijauan atau herbivora yang memiliki lambung dengan beberapa ruangan. Hewan ruminansia termasuk dalam sub ordo Ruminansia dan ordonya adalah Artiodaktil atau berkuku belah. Hewan ruminansia memiliki empat lambung, yaitu: Rumen, Retikulum, Omasum, Abomasum. Selain itu hewan ruminansia juga memamah makanan yang telah dicerna atau biasa disebut memamah biak. Contoh hewan ruminansia yaitu sapi, domba, kambing dan rusa (Hakim. 2009).

Hewan non ruminansia adalah hewan yang hanya memiliki satu lambung atau mono gastrik (Dorland, W A Newman. 2002).

Hewan non ruminansia adalah hewan berperut tunggal dan sederhana. Alat pencernaannya terdiri dari mulut, esophagus, perut, usus halus, usus besar dan rektum. Sistem pencernaannya disebut simple monogastric system. Contoh dari hewan non ruminansia adalah kelinci, babi dan kuda (Hakim. 2009).


Ternak non ruminansia digunakan sebagai sebutan untuk mengenali ternak dari golongan mamalia yang sistem pencernaan makanannya memiliki lambung tunggal. Dikenal juga sebagai golongan ternak monogastrik (lambung tunggal). Dengan sistem pencernaan berlambung tunggal, ternak non ruminansia tidak dapat mencerna pakan berserat kasar tinggi (rumput dan jerami), sebaik ternak ruminansia. Namun demikian, diantara golongan ternak nun ruminansia sendiri, terdapat berbagai variasi dalam kemampuan mencerna serat kasar.

Ternak monogastrik pemakan tumbuhan seperti kelinci dan kuda, mempunyai keistimewaan tersendiri karena ternak ini mampu mencerna pakan rumput-rumputan paling baik dibanding ternak monogastrik lainnya karena saluran pencernaanya mampu melakukan fermentasi terhadap pakan berserat kasar tinggi sehingga menjadi mudah untuk dicerna. Pada kuda, fermentasi tersebut terjadi dalam colon, sedangkan pada kelinci fermentasi terjadi di caecum.

Hal ini tidak terjadi pada ternak monogastrik lain seperti ternak babi dan unggas. Begitu pula pada hewan kesayangan semisal kucing dan anjing yang merupakan contoh golongan monogastrik pemakan daging.

Sumber: Juariah, Elis. 2013. Dasar Dasar Peternakan. Buku Teks Bahan Ajar Siswa. Direktorat Pembinaan SMK. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. halaman 82 s.d 83
Hewan monogastrik karena struktur lambung yang berbeda maka agar pakan dapat tercerna dengan baik maka struktur gigi pada hewan non ruminansia juga berbeda dengan hewan ruminansia. Gigi pada hewan monogastrik lebih banyak berperan dalam pencernaan secara mekanis. Makanan yang sudah ditelan tidak dikeluarkan lagi untuk pengunyahan kedua. Pada hewan ini pengunyahan hanya dilakukan satu kali saja. 

Ada beberapa hewan yang termasuk monogastrik seperti kuda dan babi.
Pada unggas pencernaan dibantu oleh empedal atau disebut juga gizzard, dimana dalam empedal ini terjadi pencernaan secara mekanis oleh dinding empedal.
Pada kuda caecum sangat berperan dalam pencernaan hijauan.
Hewan seperti kuda, kelinci, dan marmut tidak mempunyai struktur lambung seperti pada sapi untuk fermentasi seluIosa. Proses fermentasi atau pembusukan yang dilaksanakan oleh bakteri terjadi pada sekum yang banyak mengandung bakteri. Proses fermentasi pada sekum tidak seefektif fermentasi yang terjadi di lambung. Akibatnya kotoran kuda, kelinci, dan marmut lebih kasar karena proses pencernaan selulosa hanya terjadi satu kali, yakni pada sekum.
Sedangkan pada sapi proses pencernaan terjadi dua kali, yakni pada lambung dan sekum yang kedua-duanya dilakukan oleh bakteri dan protozoa tertentu. Pada kelinci dan marmut, kotoran yang telah keluar tubuh seringkali dimakan kembali. Kotoran yang belum tercerna tadi masih mengandung banyak zat makanan, yang akan dicernakan lagi oleh kelinci. Sekum pada pemakan tumbuh-tumbuhan lebih besar dibandingkan dengan sekum karnivora.

Hal itu disebabkan karena makanan herbivora bervolume besar dan proses pencernaannya berat, sedangkan pada karnivora volume makanan kecil dan pencernaan berlangsung dengan cepat. Usus pada sapi sangat panjang, usus halusnya bisa mencapai 40 meter.
Hal itu dipengaruhi oleh makanannya yang sebagian besar terdiri dari serat (selulosa). Enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri ini tidak hanya berfungsi untuk mencerna selulosa menjadi asam lemak, tetapi juga dapat menghasilkan bio gas yang berupa CH4 yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif.
Perbedaan sistem pencernaan ruminansia dan non ruminansia terletak pada struktur gigi dan lambung, sedangkan proses yang lain-lain sama.
Jadi dapat di simpulkan bahwa dari semua jenis hewan , baik ruminansia dan non ruminansia masih memerlukan bantuan mikrooeganisme (bakteri) baik, dalam mencerna dan menyerap nutrisi dari pakan. Juga sangat berguna untuk kesehatannya.

Untuk itu kami menyediakan suplemen khusus yang bisa digunakan untuk semua jenis hewan ternak. 
NEO menjawab semua permasalahan di atas. NEO mengandung herbal alami dan berbagai mikroba dapat membantu sistem pencernaan ternak anda.
JADILAH PETERNAK CERDAS

1 komentar:

PENTINGNYA SUPLEMEN PROBIOTIK UNTUK TERNAK AYAM

Pentingnya Probiotik untuk pertumbuhan ayam Kita tahu bahwa Antibiotic Growth Promotor (AGP) yang banyak digunakan untuk memacu produks...